Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Toleransi Multiagama Klenteng Eng An Kiong

Gambar
Oleh : Taqwim Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam  Universitas Muhammadiyah Malang dimuat di Koran Surya. Kamis, 8 Mei 2014 19:09 WIB MENARIK, perkuliahan studi agama-agama yang diampu Prof Dr Syamsul Arifin Msi kali ini berbeda dengan kuliah pada umumnya. Mata kuliah ini menjadi mata kuliah paling diminati mahasiswa FAI jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di setiap pertemuannya. Selalu ada hal baru yang membuat mahasiswa antusias mengikutinya. Nah, Sabtu, 26 April 2014 itu matakuliah studi agama-agama tak bertempat di kampus, tapi diadakan di Yayasan Klenteng Eng An Kiong Malang. Rombongan mahasiswa tarbiyah disambut langsung oleh pemuka agama Konghucu, bernama Fung Shu Hanum. Begitu masuk klenteng rombongan dikejutkan dengan tulisan di mulut klenteng, Tuhan Yang Maha Esa. Ini mengundang penasaran. Rasa penasaran bertambah saat melihat di sepanjang ruangan klenteng dikelilingi patung-patung, dupa, naga, singa dan lain se...

DESUBLIMASI REPRESIF AKUT INDONESIA

Tahukah anda bahwa tubuh kita terdiri atas susunan-susunan nafsu kapitalisme?. Nafsu untuk memproduksi barang-barang yang “dibutuhkan” manusia secara sadar atau secara tidak sadar dengan memeras keringat para buruh tanpa ada kompensasi yang wajar dan juga eksplorasi sumberdaya alam negara ketiga secara besar-besaran. Produksi yang besar akan membawa keuntungan yang besar pula, namun jelas sekali untung tidak akan masuk ke dalam kantong para buruh, hanya masuk ke dalam kantong para pemilik modal serta para komprador-komprador dunia ketiga. Tubuh kita telah melekat produk kapital, baju-baju yang kita pakai, rokok yang kita hisap, sandal-sandal, bahkan celana dalam kita tak lepas dari sebuah manifestasi nafsu kapital. Sebuah produksi besar-besaran tersebut kini merambah sebuah dunia lain, dunia antah berantah kinipun tercemar dengan raksasa bernama kapitalis. Produk-produk yang menjadi “dibutuhkan” (secara dipaksa maupun sukarela) kini merambah jenis lama yang baru. D...

ENAM SYARAT MAKSIAT

Setiap orang pasti pernah melakukan kemaksiatan, siapapun itu? Kemaksiatan tidak pernah mengenal apakah dia kaum ningrat ataukah wong cilik. Tidak pernah memilih, apakah ia seorang kyai ataukah santri. Tidak pernah memihak, apakah ia seorang politikus ataukah seorang agamawan. Semuanya pernah terjerat dengan tali maksiat dan juga terjerembab dalam kubangan anyir dosa. Tidak bisa dipungkiri bahwa tiap manusia itu berpotensi untuk melakukan kemaksiatan, entah itu kemaksiatan yang levelnya kacangan sampai yang levelnya elit. Kemaksiatan itu juga bisa dilakukan manusia kepada khaliq maupun makhluq. Diri dan anatomi tubuh manusia mempunyai potensi besar untuk berbuat maksiat. Hati seringkali terkubur dilumpur dendam, dengki, iri hati, sombong, kikir. Mata seringkali bergerilya ke tempat yang haram. Tekstur lidah yang semakin lentur ketika menggunjing saudaranya, berdusta, menuduh, mengadu domba, mencela, berkata-kata kotor dan lain-lain. Telinga lebih aktif untuk mendengarkan ringt...