PANTI ASUHAN ULIL ABSHAR
MENUJU PANTI YANG BERDIKARI
Asumsi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat bahwa panti adalah tempat penggemukan bagi anak-anak sepertinya tidaklah berlaku untuk Panti Asuhan Muhammadiyah Ulil Abshar Malang. Panti yang berada di bawah naungan PCM DAU Malang ini melakukan beragam inovasi serta kreatifitas dalam rangka menjawab tantangan zaman. Beragam program pengajaran diberikan kepada anak-anak panti, dimulai dari pengajaran moral, kemandirian dan sosial.
Pertama, Pengajaran Moral.
Moralitas menjadi hal yang asasi untuk menjaga stabilitas dan keharmonisan ketika berinteraksi sesama manusia. Kaitannya dengan hal ini, Panti Asuhan Muhammadiyah Ulil Abshar membekali anak-anak didiknya dengan pengajaran keagamaan. Pengajaran ini termanifestasi dengan intensitas pendampingan mengaji, hafalan al-quran serta hafalan hadits yang dilakukan setiap hari, ba’da maghrib. Pengajaran keagamaan ini lebih dimantapkan dan lebih terspesifikasi setelah shalat Isya’. Tidak hanya itu, peraturan-peraturan yang mengajarkan arti tanggungjawab serta kejujuran juga menjadi prioritas tersendiri untuk melatih moralitas anak-anak panti.
Kedua, Penempahan Kemandirian.
Panti bukanlah tempat untuk mencetak generasi pemalas yang gagap menjawab tantangan zaman. Bahkan panti seakan menjadi proyek besar untuk pembebasan terhadap kemiskinan. Untuk menyiapkan ini semua, upaya untuk mencetak pribadi yang giat serta mandiri menjadi hal yang cukup penting. Kemandirian seakan menjadi syarat mutlak untuk bisa survive ditengah kerasnya laju kehidupan.
Dalam melatih kemandirian anak, Panti Asuhan Muhammadiyah Ulil Abshar memberikan pendidikan kemandirian berupa pertanian, peternakan dan perikanan. Baru-baru ini, panti bekerjasama dengan MPM (Majlis Pemberdayaan Masyarakat) PDM Kabupaten untuk budidaya lele. Pada tanggal 11 Januari 2015, Masjid Ulil Abshar seakan menjadi saksi atas serah terima 10.000 bibit lele yang diberikan MPM kepada pengurus panti. Acara berlangsung hikmat hingga usai.
Di bidang pertanian, anak-anak panti ditemani para pembina mulai menanam berbagai jenis tanaman, di antaranya; tanaman kangkung, buncis, terong, kacang panjang, ketela dan lombok. Rencananya, hasil panen dari tanaman ini akan di jual oleh anak-anak panti sebagai bekal untuk interpreneur mereka, dan hasilnya akan dimanfaatkan untuk mengelola panti. Sedangkan di bidang peternakan, program untuk merawat 100 entog mulai dicanangkan. Saat ini, kandang sedang dalam proses penggarapan.
Ketiga, Melatih Kepekaan Sosial.
Dalam rangka mengimbangi pengajaran keagamaan yang bersifat teoritis, maka diperlukan tempat untuk melatih religiusitas pada ranah praksis. Untuk menyiasati hal ini, pihak Panti Asuhan berupaya merekonsiliasi antara konsep teoritis dan praksis dengan mewajibkan anak didik untuk ikut kegiatan organisasi yang ada di Sekolah masing-masing. Harapannya, dengan mewajibkan ikut organisasi, sikap sosial anak-anak akan semakin terlatih. Dari sinilah kecerdasan sosial diharapkan akan terbangun, sehingga anak-anak panti tidak hanya cerdas secara vertikal, akan tetapi juga cerdas secara horizontal.
Semua program ini diberikan kepada anak-anak panti sebagai bekal mereka dalam menjawab problematika zaman yang akan mereka hadapi. Semoga anak-anak istimewa ini bisa terselamatkan dari jurang kemiskinan dan menjadi pembebas dari orang-orang penindas serta orang-orang yang tertindas.
Komentar
Posting Komentar