SURAT CINTA TUHAN

 SURAT CINTA TUHAN

Di saat mendapat surat dari orang terkasih, panggilan orang tua pun seakan kalimat kosong, masah bodoh dengan panggilan itu. Perasaan dag-dig-dung tak karuan mulai menikam. Serasa terbang diantara rerimbunan taman bahagia.

Jangankan surat, kalau sekarang, mungkin dapat sms atau di tag pada tulisan si do'i yang di share lewat jejaring sosial saja sudah standing and jumping kegirangan. What the hell...! apa-apaan ini!

Bukankah Tuhan lebih seksi untuk dikagumi?
Mengapa cinta itu tidak di alamatkan kepada Tuhan saja?

Coba perhatikan, disebutkan namanya saja sudah "wajilat qulubuhum", hati bergetar penuh makna. Apalagi kalau dibacakan ayat-ayatnya, perasaan berkecamukpun mungkin akan hinggap dan menyergap.
Tapi sayang, itu semua hanyalah yang termaktub di kitab suci. Kadang kalau ditanya seorang sahabat, apakah kamu cinta Tuhan? dengan sigap akan ku jawab, oh... tentu saja iya.

Tapi lagi-lagi bullshit, kata-kata itu hanyalah gincu bagi bibir yang miskin popularitas. Kalimat yang terucap itu hanyalah kata-kata kosong yang kering tanpa penghayatan. Dengan penuh cinta Tuhan mengirimkan surat cinta, tapi surat cinta itu hanya tertata rapi di rak buku. berdebul penuh debu.

Mengaku cinta Tuhan? Perasaan apa yang muncul ketika bibir membunyikan pilihan diksi Tuhan dalam Firmannya?

Mengaku cinta Tuhan, tapi terkadang bahkan mungkin sering menuhankan uang.
Ketika menghadap ke haribaannya, seringkali pikiran tidak fokus. Seperti ini bilang cinta Tuhan?

*Ternyata saya dan mungkin anda adalah pembohong ulung, karena Tuhan pun hendak dibohongi.
*Taubat itu adalah harga mati dari kematian. Wes ndang tobat le.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan dan Perbedaan Filsafat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam

Review Pengantar Evaluasi Pendidikan

Sejarah Singkat Himpunan Pemuda Muslim Mencorek (HPMM)