Pelacur & Tokoh Agama
Pelacur & Tokoh Agama
Kemaksiatan yang seorang pelacur lakukan dan ibadah yang tokoh agama tunaikan seakan menjadi postulat untuk membenarkan dan mendiskriminasi status sosial seseorang. Padahal, literatur dalam agama sendiri tidak memberikan justifikasi akan hal ini.
Saya kira keduanya
saling berproses untuk saling menciptakan ritme kehidupannya
sendiri-sendiri. Bukankah sudah dijelaskan di dalam hadits tentang
seorang pelacur yang masuk syurga dan Seorang ahli ibadah yang masuk
Neraka?
Tuhan tidak melihatmu jijik karena kamu berprofesi sebagai seorang pelacur dan Tuhan tidak memberikan sanjungan terhadapmu karena kamu dipanggil orang-orang sebagai salah seorang pemuka agama.
Tuhan lebih mengetahui, apa sekiranya yang ada di dalam hatimu.
Pengetahuan Tuhan tidak sekerdil pengetahuan hambanya, yang menilai buruk pada pelacur dan memberikan stigma baik pada pemuka agama. Akan lebih bijak jika melihat latarbelakang dan faktor yang bergolak pada kedua aktor kehidupan tersebut.
Mari bermawas diri untuk memperhatikan tiap amalan yang sudah kita perbuat. Dan janganlah sibuk memberikan stigma pada seseorang, karena bisa jadi orang yang kita sangka baik padahal sebenarnya ia buruk dan bisa jadi orang yang kita sangka buruk padahal dia baik. Jangan sampai amalan yang kita lakukan tereduksi karena kita kurang pandai menjaga lisan.
*Keep silent
Tuhan tidak melihatmu jijik karena kamu berprofesi sebagai seorang pelacur dan Tuhan tidak memberikan sanjungan terhadapmu karena kamu dipanggil orang-orang sebagai salah seorang pemuka agama.
Tuhan lebih mengetahui, apa sekiranya yang ada di dalam hatimu.
Pengetahuan Tuhan tidak sekerdil pengetahuan hambanya, yang menilai buruk pada pelacur dan memberikan stigma baik pada pemuka agama. Akan lebih bijak jika melihat latarbelakang dan faktor yang bergolak pada kedua aktor kehidupan tersebut.
Mari bermawas diri untuk memperhatikan tiap amalan yang sudah kita perbuat. Dan janganlah sibuk memberikan stigma pada seseorang, karena bisa jadi orang yang kita sangka baik padahal sebenarnya ia buruk dan bisa jadi orang yang kita sangka buruk padahal dia baik. Jangan sampai amalan yang kita lakukan tereduksi karena kita kurang pandai menjaga lisan.
*Keep silent
Komentar
Posting Komentar