Elit Otak Udang
Pikiran rakyat terpasung oleh kebenaran yang sengaja dibuat-buat.
Media massa memerankan perannya dengan sangat apik.
Orang yang jelek menjadi baik dan yang baik menjadi jelek.
Kita mengenal ini sebagai pencitraan.
Negaraku tidak lantas menjadi makmur karena pencitraan yang sengaja dibuat baik.
Malah sebaliknya, negaraku kian amburadul.
Karena media, orang lantas menjadi dermawan dadakan.
Dia jadi pahlawan bagi rakyat yang tertindas saat itu.
Ia, hanya saat itu saja.
Janji-janji manis teruntai dari bibir dusta.
Kertas-kertas bergambar pahlawan mulai bersemi sayapnya.
Ia terbang dan hinggap bagi suara yang bersangkar murah.
Para elit adalah udang dibalik batu.
Loh, kenapa harus udang yang dibalik batu?
Kenapa bukan kepiting?
Kenapa pula bukan ikan?
Dan kamu memilih "udang" sebagai aksara analogi.
Ya, kamu tahu.
Kepala udang memuat kotoran.
Dan mereka (para elit) itu berotak kotoran.
Janjinya manis tapi berbau bangkai.
Mahkota yang mereka pakai adalah mahkota kepentingan.
Dalam politik, tidak ada teman atau lawan yang abadi.
Karena para politisi punya prinsip, bahwa yang abadi adalah "Kepentingan".
Ini signal yang tidak baik...!
Media massa memerankan perannya dengan sangat apik.
Orang yang jelek menjadi baik dan yang baik menjadi jelek.
Kita mengenal ini sebagai pencitraan.
Negaraku tidak lantas menjadi makmur karena pencitraan yang sengaja dibuat baik.
Malah sebaliknya, negaraku kian amburadul.
Karena media, orang lantas menjadi dermawan dadakan.
Dia jadi pahlawan bagi rakyat yang tertindas saat itu.
Ia, hanya saat itu saja.
Janji-janji manis teruntai dari bibir dusta.
Kertas-kertas bergambar pahlawan mulai bersemi sayapnya.
Ia terbang dan hinggap bagi suara yang bersangkar murah.
Para elit adalah udang dibalik batu.
Loh, kenapa harus udang yang dibalik batu?
Kenapa bukan kepiting?
Kenapa pula bukan ikan?
Dan kamu memilih "udang" sebagai aksara analogi.
Ya, kamu tahu.
Kepala udang memuat kotoran.
Dan mereka (para elit) itu berotak kotoran.
Janjinya manis tapi berbau bangkai.
Mahkota yang mereka pakai adalah mahkota kepentingan.
Dalam politik, tidak ada teman atau lawan yang abadi.
Karena para politisi punya prinsip, bahwa yang abadi adalah "Kepentingan".
Ini signal yang tidak baik...!
Komentar
Posting Komentar