Pengagum Sastra
Para pengagum sastra adalah mereka yang terjerat dalam pahitnya hidup
Air matanya mengering, dan hatinya penuh erangan.
Jemarinya tak pernah berhenti mengisahkan derita hati.
Bahkan ia semakin lihai bak penari kepedihan yang kian menggemulai.
Mata sayu meraba keadaan.
Membantu intuisi untuk mengembara menemukan inspirasi.
Dia menumpahkan pahitnya hidup dalam kata-kata.
Kata-kata itu adalah rangakaian bait bisu dengan suara kepedihan.
Banyak orang yang tidak mengetahui kegamangan jiwanya.
Tapi, jemarinya mengenal betul kerapuhan dirinya.
Kisahnya adalah layar kehidupan yang tidak mudah disobek dengan cakar hari.
Hari-hari itu teramat pendek untuk merobek layar kehidupannya yang kian memanjang dan mengembang.
Dan saya ingin hidup sepertinya.
Hidup ditengah gegap-gempitanya rasa dan pahitnya kisah.
Air matanya mengering, dan hatinya penuh erangan.
Jemarinya tak pernah berhenti mengisahkan derita hati.
Bahkan ia semakin lihai bak penari kepedihan yang kian menggemulai.
Mata sayu meraba keadaan.
Membantu intuisi untuk mengembara menemukan inspirasi.
Dia menumpahkan pahitnya hidup dalam kata-kata.
Kata-kata itu adalah rangakaian bait bisu dengan suara kepedihan.
Banyak orang yang tidak mengetahui kegamangan jiwanya.
Tapi, jemarinya mengenal betul kerapuhan dirinya.
Kisahnya adalah layar kehidupan yang tidak mudah disobek dengan cakar hari.
Hari-hari itu teramat pendek untuk merobek layar kehidupannya yang kian memanjang dan mengembang.
Dan saya ingin hidup sepertinya.
Hidup ditengah gegap-gempitanya rasa dan pahitnya kisah.
Komentar
Posting Komentar