Cahaya Syurga

Sahabatku,
Engkau adalah jiwa yang sangat ku hormati.
Maaf jika hadirku mengusik jiwa & nuranimu
Saya tidak bermaksud itu.


Dalam diam,
Namamu justru berteriak dari kedalaman jiwa
Sangat keras membahana
Hingga ku tak kuasa untuk menggumamkan namamu dalam bait doa
Semoga engkau bahagia sahabatku


Namamu layaknya cahaya lentera syurga
Kau menjadi kaca benggala bagi jiwa yang berwajah belatung dosa
Kau tampakkan nasehat yang menggugah rasa.


Ah, ternyata hadirku sungguh mengusikmu
Terima kasih ketulusanmu telah mengingatkanku
Kepedulianmu terhadap diriku seakan menjadi cemeti yang mencambuki jiwa yang tak tahu diri.


Sahabatku,
Mohon maaf jika jiwa ini belepotan nanah maksiat
Saya tidak ingin bau ini hinggap dan menggotori kesucianmu.
Engkau sahabat yang baik. 
Perangaimu sempat membuatku terlena.


Sahabatku,
Saya teringat saranmu
Kamu merasa terganggu karena hadirku mengusik
Hadirku hanya menjadi benalu dalam hidupmu


Sahabatku,
Hari ini sudah mulai mendekat pada hari kejayaan Nabi Ismail & Nabi Ibrahim. 
Dan itu artinya sudah dekat pula hari kejayaan kaum muslimin.
 

Pada hari itu, Nabi Ibrahim telah mengorbankan pelita mulya yang paling berharga dalam hidupnya untuk dikorbankan. Dan dia lakukan itu.
 

Kini, saya belajar untuk mengorbankan harta yang paling mulia dalam hidupku. Karena saya sadar, saya bukan memulyakannya. Saya justru menghitamkannya.


Tetap bercahaya pelita syurga
Tetaplah memancar kemilau cahaya syurgamu
Karena kau adalah lentera bagi hati yang hina.
Hadirmu menyibak kekelaman jiwa.
 

Terima kasih sahabatku.
Terima kasih kemilau syurga.
Hadirmu kan abadi dalam kelam jiwa yang kau cahayai.
Kan ku senandungkan namamu dalam bait do'aku.


*Catatan teruntuk pribadi mulia si "Cahaya Syurga".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan dan Perbedaan Filsafat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam

Review Pengantar Evaluasi Pendidikan

Sejarah Singkat Himpunan Pemuda Muslim Mencorek (HPMM)