Catatan seorang pendosa

Siapa sangka bahwa cinta yang ku gubah dalam sajak aksara adalah derita.
Ia hadir menjadi benalu iman.
Menumpulkan taqwa.
Sajak-sajakku semakin sia-sia.
Dan menjadi rintihan perindu neraka.
Tanpa sadar,
Hatiku membantu syetan membisikkan kejahatan.
Saya hanya nurut dan tanpa berkomentar.

Cinta yang bertudung nafsu adalah petaka.
Ia hadir bukan membawa bahagia, malah sebaliknya.
Ia mengundang nestapa.
Sekejap ia menghibur dengan bahagia yang fatamorgana.
Banyak orang yang terjerat, termasuk saya.
Hatiku luruh, karena ternyata diriku pecundang.
*Catatan seorang pendosa yang ingin berkalung iman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan dan Perbedaan Filsafat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam

Review Pengantar Evaluasi Pendidikan

Sejarah Singkat Himpunan Pemuda Muslim Mencorek (HPMM)