Do'a Sehelai Daun Kering
*Do'a Sehelai Daun Kering
Lihatlah,
Dedaunan kering yang gugur dibanting angin
Ia tidak pernah memaki angin
Tidak pernah membenci angin
Tidak pula mengutuk angin.
Ia tidak pernah memaki angin
Tidak pernah membenci angin
Tidak pula mengutuk angin.
Bahkan ia ridlo meski nanti ia membusuk.
Ketika ia membusuk pun masih menebar manfaat
Banyak tetumbuhan yang menjadi bugar atas pembusukan yang ia lakukan.
Busuknya menjadikan hidup temannya.
Dalam bahagia, ia bertasbih
Ia tahu bahwa dari tempat bertenggernya akan lahir kuncup baru.
Ia rela menumbangkan dirinya untuk eksistensi kuncup yang lebih indah darinya.
Dibalik hatiku yang membusuk,
Ku berharap iman-mu semakin bugar sahabatku.
Memang, jendela yang kau intip ini adalah maya.
Tapi, aku yang berada dibaliknya adalah entitas yang nyata.
*Do'a Sehelai Daun Kering
Ketika ia membusuk pun masih menebar manfaat
Banyak tetumbuhan yang menjadi bugar atas pembusukan yang ia lakukan.
Busuknya menjadikan hidup temannya.
Dalam bahagia, ia bertasbih
Ia tahu bahwa dari tempat bertenggernya akan lahir kuncup baru.
Ia rela menumbangkan dirinya untuk eksistensi kuncup yang lebih indah darinya.
Dibalik hatiku yang membusuk,
Ku berharap iman-mu semakin bugar sahabatku.
Memang, jendela yang kau intip ini adalah maya.
Tapi, aku yang berada dibaliknya adalah entitas yang nyata.
*Do'a Sehelai Daun Kering
Komentar
Posting Komentar