Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Ku temukan nama-mu di dalam sujudku.

Ku guyurkan air wudlu pada wajah yang bersimbah dosa. Ku basuh hati yang penuh belatung & nanah dengan niat suci. Kesejukan diam-diam merasuk menyelusup di dada. Dalam diam, Ingatanku memendar Ku ucap terima kasih pada pelita jiwa Dia-lah sahabat yang jiwanya memancar cahaya syurga. Cahaya-mu membias pada jiwaku yang berjubah kelam. Tanpa ku duga, Nama-mu menyelinap. Nama-mu hadir dalam sujud-ku. Ku gumamkan secawan doa dalam jiwa. Semoga cahaya-mu kian cerah & bermakna. Menjadi lentera bagi hati yang berpalung kelam. *Ku temukan nama-mu di dalam sujudku.

STRATA MAYA

Dalam maya tiada kenal strata Semuanya bebas berteman tanpa ada batasan Tua, muda, anak-anak, dewasa, semuanya boleh berteman. Tiada mengenal jenis kelamin, Mau laki-laki, perempuan bahkan yang berada pada posisi antara laki-laki dan perempuan pun boleh berteman. Maya juga tidak memandang kelas, Hartawan, wartawan, santriwan, begawan. Semuanya bisa berteman. Mungkin ini yang menjadikan "Maya" semakin diminati. Pertemanan tanpa memandang adanya perbedaan. Andai nyata bisa terbias kehidupan seperti ini, Tentu hidup akan harmonis. *Menyatu dalam perbedaan.

Catatan Ringan

Ilmu yang engkau pelajari kemarin, janganlah kau terbangkan bagai anai-anai yang terbang bersayap fatamorgana. Jadikanlah ilmu yang bersemayam didalam dadamu itu semakin betah bersinggah menyepuh warna elok kehidupanmu. ilmu adalah hikmah yang akan menuntunmu dalam negeri kehidupan yang penuh makna. Biarkanlah akar ilmu yang terpatri dalam tempahan perjalananmu itu menghunjam dan terpatri kuat di dalam dada. Dahan-dahannya semakin rimbun penuh cabang. Daun-daunnya menjadi rin dang & penuh keteduhan. Buah-buahnya ranum menyegarkan. Ilmu itu hidup dan menghidupi. Ia hadir bersama telaga kesejukan bagi jiwa yang dahaga. Jika engkau hendak menggenggam dunia, maka wajib bagimu akan ilmu. Jika engkau ingin menggapai nirwana, maka wajib pula bagimu ilmu. Ilmu adalah lentera ditengah gelap gulitanya kebodohan. Ia hadir, memberi secercah harapan. Ia semakin bercahaya pada jiwa yang penuh karunia. Apa yang kau pelajari kemarin, janganlah kau bunuh hari ini dan esok meng...

Cahaya Syurga, Cahaya Harapan

Hati terlanjur terkoyak Sempat ku lihat bahagia pada cahaya harapan yang berdiri mematung dibibir pintu. Hati lantas berdesir hebat, bersikap salah tingkah. Berkali-kali isyarat mempersilahkan untuk singgah Tapi cahaya itu hanya tetap berdiri mematung. Hanya sesungging senyum yang merekah dari bibir cahaya harapan. Hati kian merekah bahagia Ia mendendang lagu asmara pada jiwa yang bertaman sakura cinta. Harapannya kian melambung. Tapi, Ternyata hati salah tafsir. Cahaya harapan itu tak kunjung masuk. Meski hanya sekedar singgah. Dia lebih memimilih mematung dibibir pintu dan menunggu hati lain yang jadi sandarannya. Kini, hati merana karena luka. Terkoyak oleh serpihan asa yang menyiksa. Hati yang sudah terlanjur terkoyak, kini menderum kesakitan. Mengawali bait pilu pada aksara hidupnya. Dan, kelopak sakura yang dulu bermekaran pada taman hatinya kini mulai layu dan berguguran. Menjadikan dahan hati telanjang layu bersimbah kepedihan. *Catatan untuk bintan...

Doa Seorang Pendosa

Tuhan, Ampuni hamba yang berbalur nanah maksiat. Sesaat karena cinta yang tak berdermaga hamba lupa. Hamba lupa, jika ada sang Maha Empunya Cinta. Hamba faham, Cinta yang berlebih terhadap makhluk yang belum menjadi hak adalah perkara yang engkau benci. Dan bahkan kau kategorikan syirik dalam hal kecintaan. Hamba faham, Perbuatan itu tidak engkau sukai. Bantulah hamba Tuhan... Bantulah hamba memperbaiki diri. Menjadi manik-manik mutiara yang mengagumkan. Saya ingin seperti itu. Dalam firman-Mu, kau singgung bahwa diriku adalah sebaik-baik ciptaan. Tapi, tindakanku tidaklah lebih dari seorang pecundang. Aku iri dengan mataharimu. Mataharimu rela memanggang diri untuk kemanfaatan makhluk lain. Ia tetap setia mesti terus-terusan memegang bara. Dan ia tidak lekang menebar kemanfaatan. Aku ingin menjadi orang baik yang tak pernah mengusik orang lain. Sebagaimana nasehat sahabat baik yang dialamtkan kepada saya. Saya ingin hal itu. Saya rindu. Imanku telanjan...

Doa Seorang Pendosa

Tuhan, Ampuni hamba yang berbalur nanah maksiat. Sesaat karena cinta yang tak berdermaga hamba lupa. Hamba lupa, jika ada sang Maha Empunya Cinta. Hamba faham, Cinta yang berlebih terhadap makhluk yang belum menjadi hak adalah perkara yang engkau benci. Dan bahkan kau kategorikan syirik dalam hal kecintaan. Hamba faham, Perbuatan itu tidak engkau sukai. Bantulah hamba Tuhan... Bantulah hamba memperbaiki diri. Menjadi manik-manik mutiara yang mengagumkan. Saya ingin seperti itu. Dalam firman-Mu, kau singgung bahwa diriku adalah sebaik-baik ciptaan. Tapi, tindakanku tidaklah lebih dari seorang pecundang. Aku iri dengan mataharimu. Mataharimu rela memanggang diri untuk kemanfaatan makhluk lain. Ia tetap setia mesti terus-terusan memegang bara. Dan ia tidak lekang menebar kemanfaatan. Aku ingin menjadi orang baik yang tak pernah mengusik orang lain. Sebagaimana nasehat sahabat baik yang dialamtkan kepada saya. Saya ingin hal itu. Saya rindu. Imanku telanjan...

Catatan seorang pendosa

Siapa sangka bahwa cinta yang ku gubah dalam sajak aksara adalah derita. Ia hadir menjadi benalu iman. Menumpulkan taqwa. Sajak-sajakku semakin sia-sia. Dan menjadi rintihan perindu neraka. Tanpa sadar, Hatiku membantu syetan membisikkan kejahatan. Saya hanya nurut dan tanpa berkomentar. Cinta yang bertudung nafsu adalah petaka. Ia hadir bukan membawa bahagia, malah sebaliknya. Ia mengundang nestapa. Sekejap ia menghibur dengan bahagia yang fatamorgana. Banyak orang yang terjerat, termasuk saya. Hatiku luruh, karena ternyata diriku pecundang. *Catatan seorang pendosa yang ingin berkalung iman.

Sahabat Pelangi

Nampak guratan mendung pekat yang tergurat pada letih Hati berdebam lebam oleh cumbuan masalah yang terus berderai tak terlerai Mencabik status quo yang sekian lama terpatri pada singgasana suci Hati merintih dengan tangisan sembilu menyayat nadi Tangisan jiwa yang penuh luka menghimpit di hati sanubari Bola mata mulai nanar membinar sayu menitihkan getir dengan bulir Merembes pada aliran sungai kesedihan. Lagu kematian menguliti bahagia jiwa Jiwa yang gersang menyenandungkan lagu pilu Dengan tabuhan guntur yang menggelegar menyekat sesak nafas sanubari Hati kian gamang melihat bahagia yang berguguran telanjang mengerikan. Sahabat, Engkau datang bak malaikat Mengucurkan air mata pelangi penuh empati pada bilik hatimu tersedia ruang kosong bagi parit kesedihan. Hatimu yang lembut menjadi tempat tumpahnya segala bara asa Petuahmu adalah mata air yang bercucuran diterik sahara Ia datang meneduhkan di alam kelam jiwa. Hatimu adalah tanah lapang untuk bercurah kisah ...

Hari Kesaktian Pancasila

Derap irama langkah menghentak serentak dari kaki paskibra. Senyum merekah mengembang dari bibir pasukan pembawa bendera. Wajah-wajah membinar bahagia. Suara lantang komandan upacara membahana tegas. Gerak senada mengikuti membentuk formasi. Sang Saka terkibar gagah penuh penghormatan. Senandung lagu kemerdekan membahana Mengukuhkan persatuan dan kesatuan bangsa Pancasilaku tegap penuh wibawa Merdeka Indonesiaku. Merdeka bangsaku. Bahagialah pahlawanku. Ku baktikan diri pada pancasila Mengibarkan panji-panji keadilan di bumi pertiwi. Bangsaku menjadi bangsa yang bermartabat dan berbudi. *Refleksi Hari Kesaktian Pancasila. *Jayalah Bangsaku.

Assalamu'alaikum

*Status Pencerahan Anda sudah tahu bukan kalimat "Salam". Salam yang terkadang kita anggap sepele lagi remeh. Seakan terlupa kalau itu adalah rangkaian bait doa. Untuk mempersimple, Biasanya salam disingkat-singkat Singkatan itu bisa berupa; As, Ass, Mikum, Assamu, Askum, Samlekum. Tahukah kita kalau sederet singkatan itu juga mempunyai makna. Kalimat "Assalamu'alaikum" itu sendiri mempunyai makna "semoga keselamatan terlimpah curahkan untukmu". Doa yang sangat mulya bukan. Lantas, bagaimana dengan singkatan-singkatan diatas? Mari kita telusuri. Sebagaimana informasi yang saya dapat, singkatan-singkatan tersebut kurang lebih seperti ini: 1. As = Orang bodoh 2. Ass = Pantat 3. Mikum (ibrani) = Mari bercinta 4. Assamu = Racun 5. Askum = Celakalah kamu 6. Samlekum = Matilah kamu Singkatan-singkatan ini akan jadi semakin rancu dan menyebalkan jika digandeng dengan kalimat lain. Misal, Mikum Ibu (Mari bercinta Ibu), Askum pujaan h...

Jatuh Cinta Vs Bangun Cinta

Cinta itu anugerah, janganlah kau tuai sebelum waktunya. Ada dua pilihan jika berbicara tentang cinta. Yaitu jatuh cinta & bangun cinta. Jika anda lebih memilih jatuh cinta, maka jangan salahkan jika hati anda hancur luluh lantak menjadi serpihan-serpihan kesedihan. Jika anda memilih bangun cinta, maka kamu telah membangun istana kemulyaan. Untuk "jatuh cinta" kamu cukup mengatakan "iLove you" mau kah kau jadi pacarku? Dan untuk "bangun cinta", kamu harus datang mengkhitbah dengan mengucapkan "mau kah kau jadi istriku"? Seorang muslim atau muslimah, ia lebih memilih kesucian dirinya daripada kesenangan yang sifatnya semu. Ia tidak mudah terperdaya oleh aksara nista yang membuai. Ia tidak mudah tergoda oleh kemolekan dunia. Ia sangat teliti dalam menguliti sebuah persoalan, bahkan ia mampu mengidentifikasi "mana yang madu & mana yang racun". Ia tak mudah tertipu oleh racun yang bermerk madu. Sebagai ...

KRITIK DOGMA

Hai, sahabat. Antara saya dan kamu itu impossible menyatu. Kita adalah sahabat. Mari kita jaga kesucian itu. Kamu punya prinsip, begitu pula saya. Kita ibarat minyak dan air di dalam gelas. Kita menyatu dalam perbedaan tapi tidak bisa menyatu dalam dzatnya. Dzat yang ku maksud disitu adalah bahtera rumah tangga. Meski demikian, Terkadang saya bertanya-tanya. Mengapa ada perbedaan jika persatuan itu indah. Bukankah perbedaan itu diciptakan supaya menyatu? Allah menciptakan laki-laki, Allah pula yang menciptakan wanita. Dengan begitu, mereka bisa menyatu dalam dzat yang berbeda. Mengapa ada NU? Mengapa ada Muhammadiyah? Mengapa ada Salafi? mengapa ada Ikhwanul Muslimin? Mengapa ada Jama'ah Tabligh? Mengapa ada Sunni? Mengapa ada Syi'ah? Mengapa ada semuanya itu? Jika Islam indah. Islam menyatukan yang berbeda dan mengharmoniskan persatuan. Seorang mukmin dan mukmin yang lain itu ibarat sebuah bangunan. Antara satu dan yang lain saling men...

Cahaya Syurga

Sahabatku, Engkau adalah jiwa yang sangat ku hormati. Maaf jika hadirku mengusik jiwa & nuranimu Saya tidak bermaksud itu. Dalam diam, Namamu justru berteriak dari kedalaman jiwa Sangat keras membahana Hingga ku tak kuasa untuk menggumamkan namamu dalam bait doa Semoga engkau bahagia sahabatku Namamu layaknya cahaya lentera syurga Kau menjadi kaca benggala bagi jiwa yang berwajah belatung dosa Kau tampakkan nasehat yang menggugah rasa. Ah, ternyata hadirku sungguh mengusikmu Terima kasih ketulusanmu telah mengingatkanku Kepedulianmu terhadap diriku seakan menjadi cemeti yang mencambuki jiwa yang tak tahu diri. Sahabatku, Mohon maaf jika jiwa ini belepotan nanah maksiat Saya tidak ingin bau ini hinggap dan menggotori kesucianmu. Engkau sahabat yang baik.  Perangaimu sempat membuatku terlena. Sahabatku, Saya teringat saranmu Kamu merasa terganggu karena hadirku mengusik Hadirku hanya menjadi benalu dalam hidupmu Sahabatku, ...

Prosa Jiwa

Sahabatku, Catatan ini bermula dari kedalaman jiwa. Ini adalah jeritan hatiku. Hatiku berdarah, tercabik derita. Aku sadar, meski bersimbah luka aku rela.   Gumamku menggetar, "Kesucianmu lebih berharga"  Daripada belatung yang bermukim di jiwaku. Aku melihat, Sebelum hadirku engkau adalah camar yang bersayap bebas. Lantas setelah hadirku sayap itu patah penuh luka. Engkau tidak sebebas dulu. Sahabatku, Dulu sayap imanmu mengepak sempurna Melintas cakrawala senja jingga Engkau nampak elok memukau diketinggian "iffahmu". Kini, Kau seakan terborgol. Hadirku mengusik dan menggerogoti imanmu. Pada semak belukar dosa aku mengiba Tuhan-ku yang Maha Sempurna Menyayangkan sikapku yang semakin kerdil. kamu tahu sahabatku, Betapa ngilu dan tercabiknya hatiku. Aku kan belajar kuat. Meski ku tahu, Aku berdiri pada kaki ketabahan yang rapuh. Izinkan aku belajar untuk mengikhlaskan mutiara berhargaku. Aku mohon mutiara itu s...

Nasehat Teman

Ada tulisan seseorang di Facebook yang menginspirasi, namun ia bagaikan mutiara dalam kerang. Ia tak pernah tertarik & mengusik orang lain, namun baik. (30 September 2014). Doa-kan aku sahabatku, Aku ingin belajar seperti orang yang engkau maksud. Meski sadar saya orang yang fakir ilmu. Aku ingin membujuk Tuhan, Agar ia mau mengajariku arti kebaikan. Aku rindu itu. Aku ingin belajar tersenyum, Meski bibir sudah lupa arti senyuman. Padahal dulu ia sangat periang. *Tegakku pada kaki yang rapuh. Semoga Tuhan mengajariku arti baik.

Do'a Sehelai Daun Kering

*Do'a Sehelai Daun Kering Lihatlah,  Dedaunan kering yang gugur dibanting angin Ia tidak pernah memaki angin Tidak pernah membenci angin Tidak pula mengutuk angin. Bahkan ia ridlo meski nanti ia membusuk. Ketika ia membusuk pun masih menebar manfaat Banyak tetumbuhan yang menjadi bugar atas pembusukan yang ia lakukan. Busuknya menjadikan hidup temannya. Dalam bahagia, ia bertasbih Ia tahu bahwa dari tempat bertenggernya akan lahir kuncup baru. Ia rela menumbangkan dirinya untuk eksistensi kuncup yang lebih indah darinya. Dibalik hatiku yang membusuk, Ku berharap iman-mu semakin bugar sahabatku. Memang, jendela yang kau intip ini adalah maya. Tapi, aku yang berada dibaliknya adalah entitas yang nyata. *Do'a Sehelai Daun Kering

Pertempuran Hati Pada Tahajjud Cinta

*Pertempuran Hati Pada Tahajjud Cinta Ketika gulungan badai datang menerpa kegamangan rasa Prahara duka mengguncang belantara nestapa Rimba membelukar pada getir Menghimpit melilit. Kamu melihat pada langit hati Jubah awan yang membungkus memekat gelap Kilatan petir menjilat-jilat dahsyat Guntur menggelegar murka. Maka biarkan, hatimu berkata pada alam kepedihan "Iblis telah memenangkan nafsumu pada medan jiwa". Maka menangislah tanpa ditemani air mata. Menangis tersungkur keharibaan-Nya. Istighfarlah, Pada tahajjud cintamu.

Wanita Mulya

Malam ini begitu indah bertabur bintang, berhias bulan yang bersinar temaram. Wah, Tuhan memang Maha Tahu arti Indah. Inginku merontokkan langit, hingga bintang berguguran. Tapi, saya tahu bahwa petaka yang akan menjelma. Tuhan menghendaki bahwa indah itu pada ciptaan yang tak mudah untuk di jamah. Seperti halnya pada wanita. Wanita akan indah kalau kehormatannya tidak mudah di jamah dan di permainkan. Kehormatannya adalah manik-manik permata yang menghias perangainya. *Hai wanita, muliakanlah dirimu sebagaimana Tuhan memulyakanmu.

Gerakan Intelektual

Gerakan reformis, dicaci maki tapi diam-diam diikuti. Gerakan reformis itu bermula dari gerakan intelektual. Gerakan intelektual menjadi pilihan sadar yang berjalan di jalan sunyi, menyepi dari hingar-bingar pola hidup yang hedonis. Gerakan intelektual bergerak bak arus yang menggerakkan gelombang. Meski hadirnya terkadang diacuhkan, tapi mereka dapat mengubah wajah peradaban, tentunya dengan mengadakan transformasi sosial.

IDUL ADHA

IDUL ADHA Allahu akbar Allahu akbar, Laa ilaaha ilallaahu Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillahil hamd. Gema takbir membahana, Bersahutan dari menara-menara Masjid. Kesejukan tiba-tiba menyelinap. Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Nama-Mu membasah dibibir Terpahat dalam sanubari. Sebentar lagi akan tiba hari nan mulya Hari dimana umat dipupuk kepedulian sosialnya. Hari dimana umat manusia diajarkan untuk mendermakan barang yang berharga baginya. 'Idul Qurban, Yah, itulah nama mulya tersebut. Nama yang akan disambut para Muslimin yang berhati lembut. Selamat Hari Raya Kepedulian bagi hamba Tuhan yang menyambut.

MINDER

Terkadang saya berfikir, pantaskah saya berteman dengan sahabat-sahabat saya yang latar belakang keluarganya berpendidikan. Saya terkadang berkaca, saya ini hanya anak kampungan. Jika di kampus saya memegang pena & di rumah saya memegang sabit. Orang tuaku hanya pekerja serabutan. Tiap hari, punggung orangtuaku terpanggang oleh teriknya matahari & peluh keletihan tidak pernah terhenti mengucur dari pori-porinya. Nampak jelas guratan-guratan keletihannya. Sedangkan saya, Saya hanya pemuda kampung, yang jika di rumah hanya bisa menghabiskan waktu di sawah. Terkadang membantu ayah. Mencari pakan buat ternak. Inilah saya, Berasal dari keluarga sederhana. Anak kampungan, meski demikian saya sangat bangga dengan orang tua saya. Masihkah kalian mau menerima saya sebagai sahabat? Terus terang saya minder.

SETTING KEBENARAN SISTEM

Saya pernah diajarkan kebenaran oleh sistem, sehingga jika sistem mengatakan ini benar, maka saya harus membenarkannya. Sistem seakan menggantikan peran kitab suci. Kebenaran yang saya fahami kemudian terbangun secara masif dan sistemik. Lantas, apa yang sebenarnya benar akan saya salahkan karena menyimpang dari sistem yang saya percaya. Terkadang, hanya kepentingan golongan saya rela bertikai de ngan sahabat sendiri. Padahal tidak ada alasan kebenaran yang membingkai keyakinanku itu. Saya memperjuangkan golongan, tapi setelah itu meninggalkan nilai-nilai kebenaran. Dan nilai-nilai kebenaran yang seringkali saya tinggalkan itu adalah dakwah. Padahal konsep dakwah mengatakan "katakanlah kebenaran meski pahit terasa", tapi lagi-lagi jika bebenturan dengan sistem, lidahku lantas kelu untuk menyuarakan kebenaran. Tidak lagi kebenaran yang di usung, akan tetapi kepentingan. Saya jadi teringat sama peristiwa yang menimpa Quzman. Dia adalah pejuang perang uhud y...

DIRIKU YANG RAPUH

Aku adalah layang-layang yang putus dari benangnya, melayang tak menentu, terombang-ambing dan memasrahkan keadaan pada angin yang berhembus. Aku adalah buih, terombang-ambing penuh ketidak pastian dan terengut keganasan gelombang yang menghantam bebatuan cadas. Menempel dan meresap kemudian menghilang. Aku adalah pohon dimusim gugur yang ditelanjangi angin dan juga musim. Terpekur malu melihat baju-baju kebanggaan yang mulai tertanggalkan. Aku adalah bola sepak, yang rela engkau tendang kesana kemari, berbenturan keras dengan kakimu yang tak berhati. Terpental penuh rintihan bisu, yang senantiasa menyunggingkan senyum dibibir agar kau tidak melihat kegetiranku dan engkau bisa dengan bahagia mempermainkan aku. Aku adalah kapal tanpa nahkoda yang terjerat pada lautan segi tiga bermuda. Suasana menakutkan siap melumat diriku yang kian gamang. Aku adalah kertas ujian dicampakkan setelah dipakai. disobek-sobek oleh ibu-ibu penjual sayur dan diberikan pada ibu-ibu d...

Pezina Negara

Negara tidaklah damai dengan janji para penjilat kekuasaan. Justru, merekalah yang menodai kesucian bumi pertiwi. Mereka pezina yang tak tahu diri. Meraup untung di rumah sendiri. Menjadi penindas bagi keluarga sendiri. Dan sekarang, mereka berteriak dengan nama kebohongan publik. Banyak yang membuta karena dawai siasat telah mengaburkan nuraninya.

Muslimah Bercadar

Kagumku pada engkau wanita bercadar. Suaramu bisu tapi nyata. Wajahmu adalah mutiara didasar lautan terkubur bulir pasir dan berpenjaga raja laut. Tiada seorangpun yang bisa menyentuhmu dengan mudahnya. Jika terus memaksa, para penjagamu akan memangsanya. Kamu tampak semakin anggun meskipun dalam dunia ilusi saya melihatnya. Imanmu laksana sayap yang mekar mengarungi luasnya angkasa. Iman berkun cup kidung kedamaian. Hingga nanti tiba waktunya, Aku ingin memetik kelopakmu lewat ijin darimu. Aku ingin meminangmu dengan mahar suci dari Ridlo Tuhan. Wahai engkau, pemudi berniqob iman. Aminkanlah harapku, agar semampai ilalang meneduhkanku dalam keteduhan hati.

Pengagum Sastra

Para pengagum sastra adalah mereka yang terjerat dalam pahitnya hidup Air matanya mengering, dan hatinya penuh erangan. Jemarinya tak pernah berhenti mengisahkan derita hati. Bahkan ia semakin lihai bak penari kepedihan yang kian menggemulai. Mata sayu meraba keadaan. Membantu intuisi untuk mengembara menemukan inspirasi. Dia menumpahkan pahitnya hidup dalam kata-kata. Kata-kata itu adalah rangakaian bait bisu dengan suara kepedihan. Banyak orang yang tidak mengetahui kegamangan jiwanya. Tapi, jemarinya mengenal betul kerapuhan dirinya. Kisahnya adalah layar kehidupan yang tidak mudah disobek dengan cakar hari. Hari-hari itu teramat pendek untuk merobek layar kehidupannya yang kian memanjang dan mengembang. Dan saya ingin hidup sepertinya. Hidup ditengah gegap-gempitanya rasa dan pahitnya kisah.

Muslimah

Wanita Muslimah adalah butiran permata indah. Ia tersusun dari manik-manik kemulyaan, berkilauan kehormatan. Agama menjadi mahkota keagungannya, akhlaq menjadi basis perangainya. Perangainya lembut nan menawan. Dia bagai murai yang bertengger di dahan kesucian, cantiknya memancar abadi. Suaranya adalah melodi kehidupan. Bersenandung ria penuh kewibawaan. Kata-katanya mengalir deras dari mata a ir wahyu. Bibirnya basah dengan tilawah qur'aniyah. Duhai... Terdengar dawai iman yang meneduhkan nuranimu. Imanmu adalah syurga menyejukkan bagi hati yang mengering dahaga. Namun, Di era global, kemanakah iman sejatimu wahai para muslimah? Engkau muslimah, tapi sangat hemat terhadap pakaian. Tubuhmu kau biarkan menyembul menggoda. Kemolekan auratmu kau gadai begitu saja, bahkan paha mulusmu kau pertontonkan dengan harga murahan, lebih murah daripada paha ayam pasaran. Kini, kehormatanmu luruh. Tergelepar menjadi serpihan-serpihan yang hina dina. Dengan semua itu, kam...

Muslimah Berniqab

Hai kau jelita yang tak bermuka, dibalik tabir ilusi, ku mengagumimu. Hai hati yang berniqob iman, berpurdah taqwa dan berhijab Ihsan. Engkau terlihat cantik mempesona. Cantikmu memancar dari permaisuri bidadari keabadian. Kaulah ladang impian bagi bibit para muttaqin. Mereka meminangmu dengan mahar iman dan taqwa. Lamaran mereka adalah lamaran pangeran syurga. Kau menjadi permata istimewa yang bertahta dalam bilik istimewa singgasananya. Hai, kau permata jelita. Engkau menjadi idaman syurga abadi. Mulyakanlah dirimu sebagaimana Tuhan memulyakanmu. Dan, hingga ujung dunia nanti, kau akan menemukan kebahagiaan yang abadi.

Salsa Si Sungai Syurga

Hai Salsa... Namamu indah nian. Namamu adalah aksara yang mengucur dari telaga firdaus. Perangaimu berbalut kesejukan dari dahan penghuni syurga. Para musafir sahara mahsyar mengelu-elukan sejuknya embun permatamu yang menggelinding menyejukkan dirongga dahaga yang mencekik bahagianya. Imanmu adalah mahligai keteduhan. Hatimu merunduk syahdu berpigura taqwa. Kini kau berdiri ditungku pesakitan. Ragamu mengerang penuh kepedihan. Dahakmu berlendir darah. Sendi-sendi tubuhmu kini terajut dengan duri-duri runcing. Engkau merintih, memendam bilur kesakitan. Pancaran butiran indera penglihatanmu terpancar sayu. Ragamu lemah, tapi imanmu sehat. Keimananmu semakin liar tak kendali. Engkau bak mentari yang membakar diri. Orang-orang menganggapmu aneh, tapi mereka mengambil manfaat darimu. Kau rela sakit demi melihat orang disekitarmu menyunggingkan senyum bahagia. Engkau laksana jingga senja. Parasmu elok menawan diufuk abadi. Setiap mata mengagumi elokmu. Mereka c...

Logika & Raga

Suasana sunyi tidaklah menjadikan diriku kesepian, justru logikaku kian bergolak. menari tak terkendali. Logikaku kian "bawel", berceloteh akan banyak hal. Logika kian membabi buta, akan tetapi raga mulai melemah. Oh ternyata, raga di ajak berdialektika logika. raga mulai bosan, Ia pun menghindar, menghempaskan onggokan tubuhnya diatas ranjang. Ah, Lelah!

Budak

Manusia penurut ketika mau mengkritik tuan-nya, dia hanya bisa menggerutu dalam hati. lisan-nya keluh untuk bersilat lidah. bibirnya terkatup dan enggan untuk bergumam. Dia ingin melakukan perlawanan, tapi ia tidak mampu karena sikap penurut dia yang menjerat hasrat perlawanannya. Lantas, ia hanya nurut tanpa mengkritisi. Ia lahir sebagai penurut yang hanya jadi pesuruh. seperti sapi pembajak sawah, ia tetap nurut meski dicambuk! mulutnya di "cocok" dengan anyaman yang terbuat dari bambu. bahkan untuk berpesan-pun ia tak mampu. Ia hanya bisa mengiba sedih sembari menurut pada setiap keadaaan.

Jujur Yang di Politisir

Jujur menjadi barang langka. Manusia seringkali berbohong, bahkan ia suka untuk berbohong. dibohongi juga suka. meski kantong terogoh nyesek, manusia tetap ridlo. Manusia adalah makhluk pembohong & sangat menikmati untuk dibohongi. contoh riilnya, manusia suka dengan pertunjukkan sulap, padahal sulap itu hanyalah pembohongan publik, penuh ilusi dan tipu daya. Ada lagi, "sinetron". sinetron adal ah karya bohong yang dikemas secara apik oleh para pembohong, dan tentunya, ini disuguhkan kepada manusia-manusia yang suka dibohongi. Sama diri sendiri saja manusia sering bohong, apalagi dengan orang lain. seringkali manusia mengucap komitmen diri, tapi toh, nyatanya ia seringkali mengingkari. Lisan manusia sering menyebut-nyebut dan menuhankan Tuhan sejati, tapi lagi-lagi manusia kerapkali terkecoh tanpa sadar menuhankan imajinasi. tuhan yang dipuja ternyata yang direkayasa imajinasi. Sebuah lamunan introspeksi diri!

Senandung Romansa Malam

Desiran kumbang malam mulai bertabuh membentuk simphony. Penat yang terpintal lantas terurai. Imajinasiku diajak berkelana. Menyisiri pematang malam yang berdesis angin. Kerlip gemintang bersorak ria bak lampu disko. Rembulan tersipu mengintip dibalik kabut kelabu. Inilah romansa malam. Bersayap angan, bersenandung sunyi. Dan malamku indah berbingkai desir angin yang membelai.

Elit Otak Udang

Pikiran rakyat terpasung oleh kebenaran yang sengaja dibuat-buat. Media massa memerankan perannya dengan sangat apik. Orang yang jelek menjadi baik dan yang baik menjadi jelek. Kita mengenal ini sebagai pencitraan. Negaraku tidak lantas menjadi makmur karena pencitraan yang sengaja dibuat baik. Malah sebaliknya, negaraku kian amburadul. Karena media, orang lantas menjadi dermawan dadakan. Dia jadi pahlawan bagi rakyat yang tertindas saat itu. Ia, hanya saat itu saja. Janji-janji manis teruntai dari bibir dusta. Kertas-kertas bergambar pahlawan mulai bersemi sayapnya. Ia terbang dan hinggap bagi suara yang bersangkar murah. Para elit adalah udang dibalik batu. Loh, kenapa harus udang yang dibalik batu? Kenapa bukan kepiting? Kenapa pula bukan ikan? Dan kamu memilih "udang" sebagai aksara analogi. Ya, kamu tahu. Kepala udang memuat kotoran. Dan mereka (para elit) itu berotak kotoran. Janjinya manis tapi berbau bangkai. Mahkota yang mereka pakai adalah...

Hidup di Dunia Sastra

Aku ingin hidup di dunia sastra merajut aksara ber-pitakan kata... Aku ingin aksara-ku bermuatan magic yang dapat menghipnotis kesadaranmu Aku ingin berceloteh riang tanpa beban mengurai penat yang mengucur lewat jemari Aku ingin jiwaku yang kosong ini jadi sangkar murai berkicau riang didahan kedamaian.. Dan aku ingin hidup berkubang makna berjubah rasa. Aku ingin Semuanya!

Romansa Jingga

Semburat jingga berciuman mesra dengan bibir pantai. Ah, diriku hanya melongok tertegun melihat ke elokan ini. Mesra nian... :-)

Coretan di Bibir Senja

Senja menyapa! Bagaimanakah kabar hatimu di jingga senja ini sahabatku? Masihkah ia berdiri ditangkai rasa bersketsa iman.? Saya melihat kelopak imanmu merekah indah berkuncup taqwa, Dedaunannya Islam yang bersemi rimbun meneduhkan. Dan akarnya adalah sepuhan emas dengan bingkaian aqidah. Akarnya mencengkram erat penuh makna. Benarkah semua itu sahabatku? Masihkah semuanya membalut dan membingkai hatimu? Imanmu adalah pelangi jiwa. Hatimu bertulip taqwa. Idahnya merajut iman berbalur taqwa. Jingga senja menyemburat indah dibibir kehidupan. Dan ini jadi saksi, akan ke Maha Agungan Tuha

Beranda Aksara

Maaf sahabat, Beranda saya bukanlah keranjang yang dianyam untuk beriklan. Beranda saya adalah anyaman aksara. Jika ingin menandai saya, pintalah aksaramu dengan baik. Dan saya akan menyunggingkan senyum hati untuk menyambutmu. Ku tengadahkan niaga aksaramu. Dan lidah penari saya akan membentuk suara, Ini adalah pernik permata aksara yang tak ternilai harganya Saya suka orang yang berniaga Tapi itu ada tempatnya. Niaga saya adalah niaga aksara Dan saya ingin mengiklankannya dengan rajutan kata yang bermakna. Sekali lagi maaf....! Lewat aksara di hening malam ku rajut kata "maaf". Dan "maaf".

Menyambut Berkah Ramadhan

Terdengar desah nafas ramadhan kian dekat Aromanya wangi kesturi Sayap berkahnya terasa mengembang Mengepak terbang menjemput hikmah langit Lantas, Ia terjun bertengger di dahan sakinah para shalihin Sayapnya adalah pohon rindang yang teduh Para shalihin semakin sejuk menyandarkan hati Bibirnya basah dengan lantunan aksara Tuhan Para mustad'afin bersendawa ria Mencumbuhi berkah yang tiada habisnya Rahmat Tuhan mengucur membentuk aliran sungai maya pada Siapapun bisa mereguk bulir-bulir kesejukannya. Ramadhan dengan rinai berkah Ia mengucur beriringan tanpa henti. Rerimbunan gaharu menjadi pena Ramadhan Yang kan menulis rahmat dan berkah dari Tuhan.

Janji Yang Terkoyak

Tuhan.... Hatiku berdesir hebat karena takut Bola mataku basah dengan lendir tangis Ada apa denganmu wahai sahabatku? Penantianku mengusang berkarat Janjimu robek oleh waktu. Rinai tangis membanjir Bayangku mengintai bersama angin rindu Menyusup lewat jendela kamarmu Dan, binar kesedihanku membanjir melihat engkau terbaring lemah tak berdaya

Reformulasi SDM Melawan Ketertindasan

Gambar
Oleh : Taqwim Mahasiswa Jurusan Tarbiyah  Fakultas Agama Islam  Universitas Muhammadiyah Malang dimuat di Harian Bhirawa. Rabu, 11 Juni 2014 Setiap orang menginginkan kebebasan tanpa ada kekangan, terlepas dari segala bentuk tirani. Tirani bak jeruji yang hanya mengebiri kebebasan manusia. Manusia yang terbelit tirani seperti burung yang terperangkap kedalam sangkar. Tirani-tirani itu termanifestasi dalam beberapa hal. Bisa berupa kebodohan, kemiskinan, ketidak beruntungan dalam mengenyam bangku sekolah dan lain-lain. Yang jelas, itu semua adalah bentuk tirani yang mendiskriminasi kehidupan manusia.   Seseorang mudah terpengaruh akan lingkungan karena ketidakberdayaannya dalam memberikan proteksi dirinya, sehingga ia hanya nurut saja, tanpa adanya protes. Manusia yang lemah maka akan tertindas dan banyak juga yang manusia yang tertindas akan tetapi tidak sadar jika ditindas. Dia tertindas oleh retorika pembebasan yang menipu, te...

Puisi Untukmu Sahabatku!

KADO UNTUKMU SAHABATKU Oleh : Taqwim Sahabat, Tetaplah semangat menjalani hidup Drama kehidupan ini adalah siklus yang harus di jalani   Tak usah engkau bersedih, menyesali nasib dan bahkan memarahi Tuhan Percayalah, Tuhan hendak merencanakan sesuatu yang istimewa buatmu. Mungkin kamu sering melihat, banyak orang yang memaki langit ketika mendung, apalagi jika mendung itu disertai kilatan petir dan gelegar guntur yang memekakkan telinga Orang-orang terkadang sibuk memarahi Tuhan dengan itu semua, padahal Tuhan hendak menyuguhkan pelangi nan indah buatnya. Hai sobat, Tetaplah semangat menjalani hidup Sakit bukanlah penghalang untuk tersenyum Cobalah tersenyum! Nah, coba lihat betapa cantiknya senyummu itu Mengeluh akan rasa sakit yang mendera hanyalah akan membuatmu lupa arti senyum Padahal senyummu itu indah Senyummu adalah Maha Karya Tuhan di dunia Senyummu adalah penyejuk bagi mata yang memandang Jadi, Jangan ka...

Toleransi Multiagama Klenteng Eng An Kiong

Gambar
Oleh : Taqwim Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam  Universitas Muhammadiyah Malang dimuat di Koran Surya. Kamis, 8 Mei 2014 19:09 WIB MENARIK, perkuliahan studi agama-agama yang diampu Prof Dr Syamsul Arifin Msi kali ini berbeda dengan kuliah pada umumnya. Mata kuliah ini menjadi mata kuliah paling diminati mahasiswa FAI jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di setiap pertemuannya. Selalu ada hal baru yang membuat mahasiswa antusias mengikutinya. Nah, Sabtu, 26 April 2014 itu matakuliah studi agama-agama tak bertempat di kampus, tapi diadakan di Yayasan Klenteng Eng An Kiong Malang. Rombongan mahasiswa tarbiyah disambut langsung oleh pemuka agama Konghucu, bernama Fung Shu Hanum. Begitu masuk klenteng rombongan dikejutkan dengan tulisan di mulut klenteng, Tuhan Yang Maha Esa. Ini mengundang penasaran. Rasa penasaran bertambah saat melihat di sepanjang ruangan klenteng dikelilingi patung-patung, dupa, naga, singa dan lain se...

DESUBLIMASI REPRESIF AKUT INDONESIA

Tahukah anda bahwa tubuh kita terdiri atas susunan-susunan nafsu kapitalisme?. Nafsu untuk memproduksi barang-barang yang “dibutuhkan” manusia secara sadar atau secara tidak sadar dengan memeras keringat para buruh tanpa ada kompensasi yang wajar dan juga eksplorasi sumberdaya alam negara ketiga secara besar-besaran. Produksi yang besar akan membawa keuntungan yang besar pula, namun jelas sekali untung tidak akan masuk ke dalam kantong para buruh, hanya masuk ke dalam kantong para pemilik modal serta para komprador-komprador dunia ketiga. Tubuh kita telah melekat produk kapital, baju-baju yang kita pakai, rokok yang kita hisap, sandal-sandal, bahkan celana dalam kita tak lepas dari sebuah manifestasi nafsu kapital. Sebuah produksi besar-besaran tersebut kini merambah sebuah dunia lain, dunia antah berantah kinipun tercemar dengan raksasa bernama kapitalis. Produk-produk yang menjadi “dibutuhkan” (secara dipaksa maupun sukarela) kini merambah jenis lama yang baru. D...

ENAM SYARAT MAKSIAT

Setiap orang pasti pernah melakukan kemaksiatan, siapapun itu? Kemaksiatan tidak pernah mengenal apakah dia kaum ningrat ataukah wong cilik. Tidak pernah memilih, apakah ia seorang kyai ataukah santri. Tidak pernah memihak, apakah ia seorang politikus ataukah seorang agamawan. Semuanya pernah terjerat dengan tali maksiat dan juga terjerembab dalam kubangan anyir dosa. Tidak bisa dipungkiri bahwa tiap manusia itu berpotensi untuk melakukan kemaksiatan, entah itu kemaksiatan yang levelnya kacangan sampai yang levelnya elit. Kemaksiatan itu juga bisa dilakukan manusia kepada khaliq maupun makhluq. Diri dan anatomi tubuh manusia mempunyai potensi besar untuk berbuat maksiat. Hati seringkali terkubur dilumpur dendam, dengki, iri hati, sombong, kikir. Mata seringkali bergerilya ke tempat yang haram. Tekstur lidah yang semakin lentur ketika menggunjing saudaranya, berdusta, menuduh, mengadu domba, mencela, berkata-kata kotor dan lain-lain. Telinga lebih aktif untuk mendengarkan ringt...