Aliran-aliran dalam pendidikan



JAWABAN- JAWABAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

1.      Pengertian filsafat, filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan Islam
·         Pengertian filsafat
Filsafat adalah kata majemuk yang berasal dari bahasa yunani, yakni philosophia dan philosophos. Pilo, berarti cinta (loving), sedangkan sophia atau sophos, berarti pengetahuan atau kebijaksanaan (wisdom). Mula-mula filsafat diartikan sebagai the love of wisdom atau love for wisdom. Jadi, filsafat secara sederhana berarti cinta pada pengetahuan atau kebijaksanaan. Dari pendekatan etimologis filsafat berarti pengetahuan mengenai pengetahuan, bisa juga diartikan sebagai akar dari pengetahuan atau pengetahuan terdalam.
Istilah filsafat juga bias diartikan cinta kebenaran (al-haq) dan kebijaksanaan (al-hikmah). Filsafat disebut juga the supreme art, pengetahuan tertinggi atau the art of life, pengetahuan tentang hidup. Filsafat dikenal sebagai induk dari segala ilmu (the mother of sciences).

Beberapa pengertian filsafat menurut beberapa para ahli:
*      Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
*      Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
*      Cicero ( (106 – 43 SM ) : Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
*      Al-Farabi, “Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikiatnya yang sebenarnya”.
*      Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
a)      Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
b)      Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
c)      Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
d)     Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
*      Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.

·         Pengertian Filsafat Pendidikan
Menurut Al-Syaibani adalah “Pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu mencerminkan satu segi pelaksanaan falsafah umum dan menitik beratkan kepada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis”. Selanjutnya ia berpandangan bahwa filsafat pendidikan seperti halnya filsafat umum, berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan.
Al-Syaibany mengemukakan bahwa terdapat beberapa tugas yang diharapkan dari seorang filsuf pendidikan, diantaranya yaitu mendidik akhlak, perasaan seni dan keindahan pada masyarakat dan menumbuhkan pada diri mereka sikap menghormati kebenaran dan cara-cara mencapai kebenaran tersebut sesuai dengan Islam.

·         Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan Islam dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam.  Filsafat Pendidikan Islam itu mempunyai dua corak, yaitu filsafat tradisional dan filsafat kritis.

2.      Fungsi filsafat pendidikan, diantaranya:
·         Memberi  landasan idealistik (fungsi normatif-preskriptif)
·         Memberikan guide line pengembangan pendidikan Islam yang “baik” dan “benar (fungsi normatif)
·         Memberi ide-ide baru, gagasan  baru (fungsi inovatif)
·         Mamberi kekuatan dan landasan moral  etik (fungsi etik)
·         Filsafat ibarat pasukan marinir, ilmu   ibarat pasukan infanterif (fungsi ekspansif)
Menurut Prof. Brubacher dalam buku “Modren Philosphies of education” merumuskan pokok pikirannya tentang fungsi filsafat pendidikan sebagaimana yang tertuang dibawah ini:

1)      Fungsi Spekulatif
Filsafat pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan mencoba merumuskannya dalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data-data yang telah ada dari segi ilmiah.
2)      Fungsi Normatif
Sebagai penentu arah, pedoman untuk apa pendidikan itu. Asas ini tersimpul dalam tujuan pendidikan, jenis masyarakat apa yang ideal yang akan dibina. Khususnya norma moral yang bagaimana sebaiknya yang manusia cita-citakan.
3)      Fungsi Kritik
Terutama untuk memberi dasar bagi pengertian kritis rasional dalam pertimbangan dan menafsirkan data-data ilmiah.
4)      Fungsi Teori dan Praktek
Semua ide, konsepsi, analisa dan kesimpulan-kesimpulan filsafat pendidikan adalah berfungsi teori. Dan teori ini adalah dasar bagi pelaksanaan/praktek pendidikan.
5)       Fungsi Integratif
Sebagai pemadu fungsional semua nilai dan asas normatif dalam ilmu pendidikan. Perlu diingat bahwa ilmu kependidikan adalah sebagai ilmu normatif.

3.     Fungsi filsafat pendidikan Islam bagi penyelenggaraan pendidikan Islam beserta contohnya
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. 

Contoh: penyusunan kurikulum pendidikan yang akan dipakai dalam penyelenggaraan pendidikan Islam akan tersusun secara sistematis serta berkesesuaian dengan kondisi sosio kultural yang terus berkembang karena didukung oleh landasan teoritis yang baik. Baik itu ditinjau dari sisi epistemologi, ontologi maupun aksiologi. Filsafat pendidikan memberikan landasan idealistik bagi penyelenggaraan pendidikan Islam.

4.  Rumusan tujuan pendidikan Islam dan paradigma yang melatarbelakangi perumusan tersebut

v  Pendekatan Melalui Normatif Filosofis
Upaya merumuskan tujuan pendidikan Islam harus berparadigma dari nilai-nilai yang paling berharga berupa core bilief dan core values Islam tentang dan kehidupan ini, mengingat persoalan pendidikan adalah persoalan hidup. Berangkat dari fakta tersebut tujuan pendidikan Islam harus mengarah kepada nilai-nilai Islam tentang hidup dan kehidupan manusia yang hakiki. Nilai-nilai yang paling berharga yang harus dijadikan paradigma dalam tujuan pendidikan Islam, diantaranya adalah nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan kealaman. Dan lebih luasnya yakni:

·         Nilai-Nilai Filosofis
·         Nilai-Nilai Ilmiah
·         Nilai-Nilai Karya
·         Nilai-Nilai Akhlaq
·         Nilai-Nilai Spiritual
·         Nilai-Nilai Ekonomi atau Harta

v  Pendekatan Melalui Analisis Historis
Sejarah memberikan pengalaman, pelajaran dan hikmah yang amat berharga tentang kebaikan, keburukan dan keterpurukan umat. Nilai-nilai tersebut harus ditanamkan pada diri anak didik agar dapat membentuk kepribadian yang tangguh, jiwa nasionalisme atau patriotisme, kearifan, hikmah dan terhindar dari bodoh.

v  Pendekatan Melalui Analisis Ilmiah Tentang Kehidupan Yang Aktual
Hal ini dimaksudkan agar lulusan pendidikan senantiasa kontekstual dengan dinamika tuntutan masyaraskat. Strategi tersebut terdiri dari:
pertama, Strategi Investasi Sumber Daya Manusia (manpower Approach). Dimana lulusan pendidikan harus mampu memenuhi tuntutan ketenagakerjaan yang diperlukan oleh masyarakat.
Kedua, Teori Ekonomi Neoklasik. Pendidikan adalah investasi, oleh karena itu pendidikan haruslah, menghasilkan manusia-manusia produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi. 

5.      Strategi merumuskan tujuan pendidikan Islam
Terdapat beberapa strategi untuk merumuskan tujuan pendidikan, diantaranya:
·         Strategi normatif filosofis : Terdiri dari nilai-nilai yang meliputi nilai filosofis, nilai akhlak, nilai ilmiah, nilai spiritual, nilai karya dan nilai ekonomi.
·         Strategi melalui analisa ilmiah atau sosiologis.
Strategi ini meliputi dua strategi, yaitu:
a)      Strategi infestasi sumberdaya manusia (man power approach) dimana lulusan pendidikan harus mampu memenuhi tuntunan ketenaga kerjaan yang diperlukan masyarakat.
b)      Teori ekonomi neoklasik. Pendidikan adalah investasi tak ubahnya dengan investasi model fisik karena itu pendidikan harus mengahsilkan masnusia-manusia produktif yang ,mampu menghasilkan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi.
·         Strategi melalui analisa historis
Tidak bisa dipungkiri bahwa sejarah merupakan rekaman gagasan peristiwa masa lalu yang bermakna bagi perjalanan hidup manusia kedepan. Sejarah memberikan pengalaman perjalanan dan hikmah yang  sangat berharga tentang kebaikan atau keburukan, keberhasilan atau kegagalan, kemajuan dan kemunduran dan kejayaan atau keterpurukan umat manusia. Nilai-nilai sejarah ini harus ditanamkan dalam diri anak didik agar dapat membentuk kepribadian yang tangguh, jiwa nasionalisme atau petriotisme, kearifan, hikmah dan terhindar dari kebodohan.

6.      Aliran-aliran dalam pendidikan
v  Behaviorisme
Paradigma ini berpendapat bahwa: pertama, perilaku anak didik itu terbentuk oleh pengaruh orang dewasa terutama orang tua dan guru. Kedua, tindakan mengikuti stimulus-respon, sehingga bersifat reaktif. Ketiga, hadiah dan hukuman memegang peran penting. Maka asumsinya anak yang melakukan tindakan positif adanya hadiah atau sebaliknya.
v  Konservatisme
Beranggapan bahwa sasaran utama sekolah adalah pelestarian dan penerusan pola-pola sosial serta tradisi-tradisi yang sudah mapan. Ada dua ungkapan dasar konservatif dalam pendidikan.
Pertama, konservatifisme pendidikan religius, yang menekankan peran sentral pelatihan rohaniah sebagai pembangunan karakter moral yang tepat.
Kedua, konservatisme pendidikan sekuler, yang memusatkan perhatiannya pada perlunya melestarikan dan meneruskan keyakinan-keyakinan yang telah ada, sebagai cara untuk menjamin pertahanan hidup secara sosial serta efektivitas secara kuat oleh orientasi pendidikan yang bersifat lebih alkitabiyah dan evangelish (mendakwahkan agama) yang secara theology jelas-jelas secara liberal.
Bagi mereka ketidak sederajatan masyarakat merupakan suatu hukum kesederajatana alami, suatu hukum yang mustahil di hindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir Tuhan. perubahan sosial bagi mereka bukanlah suatu hal yang harus diperjuangkan, karena perubahan akan membuat manusia akan lebih sengsara saja. Dalam bentuknya yang klasik atau awal paradigma konservatif dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat pada dasarnya tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan sosial, hanya tuhanlah yang merencanakan perubahan keadaan masyarakat. Tokoh-tokohnya adalah Edmund Burke, James Medison dan lain-lain.
v  Liberalisme
Liberalisme merupakan paradigma berfikir dan kebudayaan yang telah menjadi mainstream dunia. dimana atmosfir pemikiran maupun konstalasi kemanusiaan konteporer didominasi paradigma liberal ini, sebagai entitas budaya pendidikan dengan sendirinya tidak luput dari keharusan mengikuti madhzab liberal, yang berpijak pada sekulerisme, individualisme, dan pragmatisme. pengaruh tersebut dalam pendidikan Barat tampak pada mengemukannya paradigma pendidikan progresifisme, yang setiap memandang individu sebagai pihak yang paling tahu hal yang terbaik untuk dirinya sendiri. sekolah atau guru tidak berhak menentukan tata nilai yang harus dan tidak semestinya bagi siswa-siswanya.
v  Pragmatisme
Beranggapan bahwa sebuah gagasan (pendidikan) adalah “benar” jika (dan sejauh) ia menuntun kearah konsekuensi-konsekuensi efektif ketika diterapkan ke penyelesaian masalah yang nyata (praktis)
v  Progresivisme
Berpandangan bahwa tugas pendidikan adalah mengembangkan subjek didik agar dapat berkembang optimal.
v  Humanisme
Paradigma humanisme berpendapat: pertama, perilaku manusia itu dipertimbangkan oleh multiple intellegencenya. bukan hanya kecerdasan intelektual semata , tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual. dua kecerdasan terakhir tidak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan anak didik. bahkan menurut Golmen (2003) justru kecerdasan emosionallah yang paling menentukan keberhasilan anak didik kelas. sedang Danah Zohar (2000), justru kecerdasan yang terakhir (kecerdasan emosional ) yang paling menentukan keberhasilan anak didik.  Melalui kecerdasan sepurituallah kecerdasan lain bisa terkondisi dan berkembang secara maksimal. kedua, anak didik adalah makhluk hidup yang berkarakter dan berkepribadian serta aktif dan dinamis dalam perkembangannya, bukan “benda” yang pasif dan yang hanya mampu mereaksi atau merespon faktor eksternal. Ia memiliki potensi bawaan yang penting. karena itu pendidikan bukan membentuk anak didik sesuai dengan keinginan guru, orang tua ataupun masyarakat, melainkan pembentukan kepribadian dan self concept. Kepribadian dan self concept inilah yang selanjutnya akan memegang peran penting kehidupannya. ketiga, lebih menekankan “to Be” dan aktualisasi diri. biarlah anak didik menjadi diri sendiri, peran pendidik adalah menciptakan kondisi yang terbaik melalui motivasai, pengilhaman, pencerahan, dan pemberdayaan. keempat, pembelajaran harus berpusat pada diri siswa. siswalah yang aktif, yang mengalami dan yang paling merasakan adanya pembelajaran. Bukan semata-mata guru yang mengajar, yang memberi stimulus atau yang beraktualisasi diri.


7.      Permasalahan pendidikan Islam dari perspektif filsafat dan kontribusi aliran-aliran filsafat pendidikan dalam menyelesaikannya
a)      Behaviorisme
Anak terlahir dalam keadaan kosong dan tidak memahami apa-apa, untuk itu paradigma ini mencoba memberikan solusi bahwa seorang anak itu harus di didik oleh lingkungan sekitar terlebih pada pengalaman. Hadiah dan hukuman menjadi peran terpenting untuk pengembangan pendidikan seorang anak.
b)      Konservatisme
Aliran ini berpandangan bahwa segala bentuk ketidaksederajatan masyarakat merupakan suatu hukum kesederajatan alami yang tidak bisa dihindari atau bahkan takdir Tuhan. Perubahan sosial bagi mereka adalah bukan sesuatu yang perlu diperjuangkan.
c)      Liberalisme
Sekolah atau guru tidak berhak menentukan tata nilai yang harus dan tidak semestinya bagi siswa-siswanya. Untuk itu aliran ini berpandangan bahwa individu itu sebagai pihak yang paling tahu akan dirinya sendiri.
Tujuan dari liberalisme yaitu memperbaiki keadaan sosial yang rusak dan memajukan keadaan sosial yang stagnan dengan menemukan solusi dan penyelesaiannya secara mandiri.
d)     Pragmatisme
Jika sebuah gagasan itu benar, maka aliran ini lebih menekankan kearah yang berbau praksis.
e)      Progresivisme
Pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk: mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
f)       Humanisme
Kecerdasan itu tidak hanya pada kecerdasan intelektual semata, akan tetapi juga ada kecerdasan emosional dan spiritual. Anak didik adalah makhluk hidup yang berkarakter dan berkepribadian serta aktif dan dinamis dalam perkembangannya, bukan “benda” yang pasif dan yang hanya mampu mereaksi atau merespon faktor eksternal. Untuk itu, aliran ini menawarkan konsep bahwa pendidikan itu harus berpusat pada siswa. Siswa diyakini mempunyai potensi berbeda-beda yang harus dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.


8.      Alasan Umat Islam Menjadi Yang Terbelakang Dalam Bidang Pendidikan Dengan Solusi Dalam Prespektif Filsafat Pendidikan
·         Alasan-alasan yang menjadikan pendidikan Islam terbelakang
Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdur Rahman Mas’ud dalam pengantar buku yang ditulis oleh Tobroni, menyebutkan bahwa kemunduran umat Islam sangat terkait erat dengan tradisi filsafat, yang dimulai pada abad 7 samapai 11 M Islam menunjukkan kehebatannya dalam pencapaian ilmu baik agama atau nonagama. Islam yang dibawa ole Nabi Muhammad saw lahir belakangan tetapi menguasai dunia terlebih dahulu meninggalkan Kristen dibelakang pada rentan abad ini muncullah para pemikir dan intelektual Islam yang amat begitu melegenda dan membawa umat Islam ke dalam peradaban yang lebih maju, karena para tokoh tersebut telah berafilisiasi dalam intelektualnya dengan filsafat (pintu ijtihad terbuka lebar). Akan tetapi setelah abad ke 11 banyak para tokoh Islam menganggap pintu ijtihad telah tertutup (tak berfilsafat). Dan terjadinya degradasi pemikiran pada saat itu. Sehingga mengakibatkan Islam tertindas dengan keadaan itu. Kemudian terjadinya peralihan secara besar-besaran sistem politik Islam yang berakibat pada hancurnya kerajaan-kerajaan Islam yang telah menguasai dunia.
·         Solusi yang ditawarkan
Solusi untuk mengembalikan kejayaan Islam salah satunya adalah memperbaiki sistem pendidikan khususnya pendidikan Islam. Dimana dalam pengemabalian sistem pendidikan ini tidak tergantung pada sistem pendidikan yang lama, namun terdapat inovasi-inovasi yang dapat membangkitkan semangat untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam masa krisis intelek ini. Selanjutnya ketika Islam menginginkan kejayaan sesuai dengan keadaan awal, maka pendidikan Islam harus mampu mengorek secara riil sesuai dengan, pertama, peradigma filosofis yakni mencari model-model yang ideal dalam pendidikan Islam, sehingga mampu mengarah kepada tradisi filsafat yang hidup pada abad 7-11 M. Kedua, paradigma theologis yakni suatu pendidikan yang mempu mengejawantahkan tentang nilai, norma, dan ajaran Islam tentang pendidikan itu sendiri. Ketiga, paradigma spiritualitas, kemajuan peradaban yang dimotori oleh kemajuan scien dan teknologi, konsekuensi dari pendidikan sebagai education as growth dan education as Social fungcion. Mengatakan bahwa fungsi pendidikan yang utama adalah, pendidikan adalah human investment.

Refrensi:
Sirajuddin. 2010. Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Suparlan Suhartono. 2006. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Tobroni. 2008. Pendidikan Islam Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas. Malang: UMM Press.
Ahmad Tafsir. 2010. Filsafat Umum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurani Soyomukti. 2011. Pengantar Filsafat Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
http://hera-orgen.blogspot.com/p/filsafat-islam-dan-filsafat-pendidikan.html diakses pada Jumat 01 November 2013 pukul 19:47 WIB
http://ariefsugianto503.blogspot.com/2010/03/filsafat-pendidikan-islam.html diakses pada jumat 01 November 2013 pukul 20:33 WIB
http://gilangjordan6.blogspot.com/2012/11/fungsi-filsafat-pendidikan.html  diakses pada sabtu 02 November 2013 pukul 15:41 WIB


Taqwim, Mahasiswa Tarbiyah UMM
Angkatan 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan dan Perbedaan Filsafat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam

Review Pengantar Evaluasi Pendidikan

Sejarah Singkat Himpunan Pemuda Muslim Mencorek (HPMM)