Melawan Ketertindasan Diri



Setiap orang menginginkan bebas tanpa ada kekangan, terlepas dari segala bentuk tirani. Tirani bak jeruji yang hanya mengebiri kebebasan manusia. Manusia yang terbelit tirani seperti burung yang terperangkap kedalam sangkar. Tirani-tirani itu termanifestasi dalam beberapa hal. Bisa berupa kebodohan, kemiskinan, ketidak beruntungan dalam mengenyam bangku sekolah dan lain-lain. Yang jelas, itu semua adalah bentuk tirani yang mengelilingi kehidupan manusia.
Seseorang mudah terpengaruh akan lingkungan karena ketidak berdayaannya dalam memberikan proteksi dirinya, sehingga ia hanya nurut saja, tanpa adanya protes. Dia tidak sadar jika ditindas. Dia tertindas oleh gincu pembebasan yang menipu.
Umumnya, orang yang tertindas adalah kelompok yang tergolong sebagai komunitas pinggiran. Kita ambil contoh saja para petani. Sebenarnya, para petani itu tertindas oleh kelaliman penguasa. Mereka sengaja dicetak menjadi miskin akan tetapi mereka tidak merasa. Dan inilah yang seringkali kita kenal dengan istilah kemiskinan sistemik. Mereka termiskinkan oleh sistem. Cobalah dipikir, dari mana para elit penguasa itu makan kalau tidak dari tangan ringkis para petani.
Merekalah para elit kapitalis, lebih suka menjajah negeri sendiri dari pada membebaskan kaum proletar dari ketertindasan. Kemiskinan ini malah sengaja diciptakan untuk eksistensi para penguasa.
Nah, melihat fenomena ini, dari manakah indonesia bisa dikatakan negeri yang merdeka? Itu semua nonsense. Merdeka hanyalah untuk para penguasa. Sedangkan untuk rakyat, ibarat punguk merindukan bulan. Terlalu jauh kata-kata merdeka itu bisa dinikmati dengan nikmat oleh rakyat.
Tentunya, setelah kita mengetahui akan hal ini, pastilah kita tidak tinggal diam dan menurut atas segala keadaan. Menurut hanya menyebabkan nurani membuta. Menurut juga hanya menjadikan kebrutalan mereka menjadi tidak terkendali. Jadi, sudah saatnya kita menolak, melawan dan mendobrak tirani. Melawan segala bentuk penindasan dan menjadi pembebas bagi orang-orang yang tertindas karena tidak ada kemerdekaan tanpa adanya perlawanan.
Malang, 24 Maret 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan dan Perbedaan Filsafat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam

Review Pengantar Evaluasi Pendidikan

Sejarah Singkat Himpunan Pemuda Muslim Mencorek (HPMM)