QURBAN SEBAGAI MEDIASI KESALEHAN SOSIAL
Historisasi qurban bermula dengan kisah mulya yang cukup dramatis dan ber-ending apik. Tak heran, jika kisah yang penuh dengan sikap heroisme itu tak
lekang tertelan zaman. Meski secara perhitungan zaman, kisah tersebut sudah
usang termakan usia
waktu akan tetapi drama tahunannya tidaklah lantas menjadi lapuk dan bahkan nilai-nilai spiritualnya semakin terasa nikmat untuk dinikmati sepanjang arus kehidupan.
Jika ditelisik lebih jauh akan kenikmatan hidangan
kisah ini, maka kita akan dihadapkan dengan beraneka nilai spiritual yang
menghadirkan rasa kebermaknaan yang menjadi mediasi untuk sampai pada kesalehan
sosial. Lantas, kebermaknaan
seperti apakah yang dimaksud disitu? Tak lain, yang dimaksud kebermaknaan disitu ialah
kebermaknaan yang bertolak dari penyadaran kesalehan individual yang kemudian berujung dan bermuara pada kesalehan sosial. Makna-makna inilah yang kemudian menjadikan Idul Qurban
menjadi semakin bermakna untuk setiap tahunnya. Qurban menjadikan kita lebih mawas diri, mengajari diri kita untuk
bersikap lebih bijak
dalam menyiasati hidup, qurban juga mengajarkan kita akan rasa kepedulian terhadap sesama, mempertajam kesalehan
moral dan emosional dengan mengorbankan harta yang kita cintai.
Melalui drama simbolis yang diperankan Nabi
Ibrahim a.s. yang mengorbankan putra semata wayangnya Nabi Ismail a.s. putra yang paling ia cintai dan yang paling ia dambakan mengajarkan kita akan hakikat kekuatan iman yang mampu
menundukkan sikap egoisme serta meruntuhkan kebanggaan yang berlebihan akan pernik dunia. Mencontoh mentalitas keimanan Nabi Ibrahim mungkin
menjadi hal yang
tidak mudah bagi kita. Mungkin karena kita berfikir, terlalu jauh perbedaannya antara Nabi Ibrahim a.s. dengan kita. Akan tetapi kita bisa
menyiasatinya dengan meniru nilai pengorbanannya dengan mengorbankan hal kecil
yang seringkali kita menyia-nyiakan dan bahkan melalaikannya, apalagi kalau bukan “waktu”. Kita bisa mengorbankan sedikit waktu kita untuk berbuat kebaikan
terhadap sesama, mengkaji Islam lebih mendalam, menyibukkan diri dengan
kegiatan-kegiatan dakwah serta mempertajam kesalehan sosial kita dengan memperbanyak
silaturrahim dengan
orang-orang yang hidup disekeliling kita.
Semoga coretan singkat ini bermanfaat dan mari
kita bertransformasi menjadi pribadi yang peka terhadap persoalan sosial.
Komentar
Posting Komentar